adalah ke dua pengantin mohon restu kepada pada orang tua dan eyangnya untuk memulai hidup rumah tangga. 2. SIRAMAN
yang bermakna menyucikan tubuh dan jiwa untuk memasuki hidup baru karena kehidupan gadis atau bujangan akan ditinggalkan menuju kehidupan rumah tangga. Air siraman berasal dari 7 sumber mata air yang berbeda, dengan 7 macam bunga dilengkapi tumpeng robyong dan gundul di tempat siraman. Yang menyiram adalah kedua orang tua dan para pinisepuh yang sudah menikahkan anak dan memiliki kehidupan rumah tangga yang baik, agar menjadi teladan. Baca Juga : Pitutur Leluhur Jawa Wejangan Kehidupan Bagi orang tua itulah saat terakhir memandikan nya., karena setelahnya merekapun akan menjadi orang tua baru. 3. GENDONGAN
Ayah dan ibu menggendong untuk terakhir kalinya. agar mempelai ingat itulah saat terakhir orang tua akan menyelesaikan masalah, selanjutnya mereka harus mandiri dalam kehidupannya. 4. MEMOTONG RAMBUT
Ke dua calon mempelai menyatukannya, kemudian menanamnya dengan harapan kemanapun mereka pergi akan mengingat orang tuanya. Sebelum semua upacara itu, Ayah ibu pengantin perempuan akan memasang bleketepe sebagai tanda akan punya hajat. Di pinggir pintu di pasang tetuwuhan (tumbuh-tumbuhan) ada : pisang raja warna kuning tandanya yang datang akan di sambut dengan kemuliaan seperti raja (kuning simbol kemuliaan) ada tebu (anteping kalbu/ kebulatan tekat) untuk menikah. kelapa cengkir (kencenge pikir/ dengan kesadaran dan pikiran yang jernih) memasuki bahtera rumah tangga. padi sebagai simbol banyak rejeki dan daun beringin (pengayom/keteduhan) dalam rumah tangga. daun kluwih simbol kata linuwih (supaya lebih/ unggul dalam kehidupannya). daun opo opo agar tidak terjadi apa apa semua lancar. daun alang alang agar tidak ada alangan (halangan). Di atas dipasang janur, agar penyelenggaraan pesta mendapatkan “nur” cahaya dari Tuhan. Orang tua mengenakan kain motif cakarayam 5. PONDONGAN/GENDONGAN
Bermakna bahwa antara anak dan anak mantu mempunyai bobot yang sama dalam arti tidak membeda – bedakan. 6. MEMECAH KENDI PROTOLO
yang artinya orang tua memecahkan selubung kehidupan, sehingga anaknya akan lebih bermartabat dan berkepribadian baik. Karena itu ucapan ibu mempelai adalah : “Aku ora mecahke kendi, nanging mecahke pamore anakku” 7. MELEPAS AYAM DARE
(ayam yang belum bertelur/masih dara) artinya orangtua merelakan anaknya pergi mengikuti suaminya, agar dapat mencari penghidupannya sendiri. 8. DODOL DAWET
atau jualan dawet. dimana orang tua tanpa kenal lelah mencari uang dan berharap anak anak mendapat kehidupan yang baik. Ini adalah contoh yang diberikan pada anak, bahwa dalam berumah tangga suami dan istri harus bahu membahu dalam mencari nafkah dan berbagi kehidupan. Dawet akan diaduk, dan dirasakan oleh bapak sebelum dijual kepada hadirin.., serta dibeli dengan uang dari tanah merah. Ditawarkan dengan dawet ayu yang jual ayu dan manis, harapannya saat perhelatan banyak tamu yang memberikan doa restu seperti larisnya jualan dawet 9. POTONG TUMPENG
menjadi acara selanjutnya tumpeng kamulyan adalah tumpeng dengan bentuk gunung. dari nasi putih yang menggambarkan alam semesta (gunungan) yang juga berarti jalan hidup diharapkan lurus. hingga saatnya berakhir di atas kepada yang Maha Kuasa. Urap dengan kacang panjang utuh. artinya hubungan suami istri dan umur yang diharapkan panjang, meskipun banyak persoalan dan peristiwa yang bercampur menjadi satu rasa nikmat seperti rasa urap. Lauk pauk menjadi pelengkap seperti layaknya alam semesta yang terdiri dari berbagai bagai bentuk dan rasa, namun menyatu dalam satu wadah. Ingkung opor ayam utuh dari ayam jantan muda dan sayur keluwih (sebangsa nangka tapi buahnya bulat) artinya agar rejekinya luwih luwih (berlipat). Tumpeng dipotong oleh ibu, dan ayam diambil kepalanya sebagai perlambang agar dalam kehidupannya selalu menjadi yang terdepan, terbaik dan seperti layaknya pemimpin, kemudian sayap agar bisa melanglang buana dan kaki supaya seperti ayam mengais rejekinya rajin. Kemudian disuapkan pada calon mempelai sebagai suapan terakhir orang tua, karena selanjutnya mereka harus bisa bahu membahu tanpa membebani orang tua lagi. 10. NGUNJUK TIRTO WENING
merupakan acara terakhir yaitu minum air bening, yang diberikan orang tua biar hati dan pikiran mereka selalu bening menghadapi segala permasalahan kehidupan. Selain tumpeng, disediakan kue jajan pasar terutama yang manis-manis, agar dalam hidup rumah tangganya selalu terasa manis apapun persoalan yang dihadapi. Kemudian ada polo pendem yaitu umbi umbian. Kenapa polo pendem ? Polo pendem artinya buah yang dicabut dari akar, artinya orang tua merelakan anaknya dicabut dan dibawa pergi asalkan menjadikan manfaat bagi kehidupannya. Akan sangat menarik jika menghadiri langsung karena banyak doa doa yang tidak bisa dituliskan dan sangat mengharu biru hati terutama bagi orang tua yang akan ditinggalkan. Demikian sekelumit acara adat manten jawa yg sering kita jumpai dalam acara hajatan mantu yg sering digunakan oleh masyarakat suku Jawa. Rahayu Salam budaya.