
*Memayu hayuning sarira – memayu hayuning bawana*
Jika manusia hanya berdo’a lewat mulut saja maka haruslah disadari..
Karena Mulut adalah tempat masuk dan keluarnya kebohongan dan kekotoran duniawi.
Maka dari itu sajen sebagai sarana berdo’a juga lambang kesucian, kesungguhan dan menciptakan keharmonisan alam dan manusia . Bagi kebanyakan orang-orang adat..
Sesaji atau sesajen juga disebut dengan Cok Bakal yang artinya “cok/pecok/gecok = cikal/ asal” … “bakal = permulaan” Cok Bakal atau Gecok Bakal merupakan simbol permulaan dalam kehidupan yang berawal dari ketiadaan menjadi ada, serta merupakan simbol hubungan antara Tuhan (yang bersifat Makrokosmos) dengan manusia (yang bersifat Mikrokosmos) atau sangkan paraning dumadi. Telur menyimbolkan asal muasal, cikal bakal atau permulaan kehidupan manusia. Masyarakat Jawa menggunakan sesaji atau sesajen atau juga disebut cok bakal sebagai media awal dalam melaksanakan suatu kegiatan serta sebagai sedekah juga simbolik rasa syukur kepada Tuhan agar kegiatan yang mereka laksanakan lancar tanpa halangan. Banyak upacara adat/ritual yang menggunakan sesajen hajatan syukuran Pernikahan dan khitanan. Sesaji atau sesajen biasanya terdiri dari telur, bunga setaman, buah buahan, jajan pasar, bumbu dapur, jamu/ tanaman obat (jahe, kencur, temulawak, kunyit, temu giring dsb), daun sirih yang diletakkan dalam satu wadah dari daun pisang bernama “takir”. Sesajen bisa berupa makanan, minuman, barang-barang yang disajikan, disediakan/dibuat untuk kebutuhan ritual, upacara adat. Dan tidak ketinggalan Sesajen Bancakan atau disebut juga tumpengan yg dibuat pada pendirian terop utk hajatan dengan tujuan untuk sedekah terutama kepada sesama manusia. Sesajen Bancakan biasanya berupa nasi tumpeng, lauk pauk, sayur sayuran, jajan pasar, dan buah-buahan yang dibuat untuk dibagi-bagikan kemudian dimakan bersama dengan masyarakat dilingkungan yang punya hajat. Membuat sesajen bancakan tdk boleh sembarangan melainkan harus dibuat senikmat mungkin agar orang-orang yang kita sedekahi senang dan bahagia. Nah tradisi ritual dan Adat Budaya tersebut masih dilestarikan di kampung atau desa diJawa Timur. Semoga Tradisi dan Budaya Kearifan lokal ini bisa di jaga Kelestariannya. Rahayu
Salam budaya