Sumber Gambar : https://blogpictures.99.co/semedi-kejawen.jpgTri Suryanto – Sebelum agama – agama yg dibawah oleh bangsa asing masuk di bumi Nusantara, penduduk asli suku jawa yang sejak dulu menempati bumi nusantara telah memiliki suatu keyakinan yg sangat kuat terhadap suatu Dzat yg maha Agung, maha Tunggal, yang memiliki kekuasaan yg sangat luas dialam jagad raya ini.
Baca Juga : Lomba Karawitan GTK Dinas Kab. Blitar – BNSH Blitar
Keyakinan yg dimiliki oleh leluhur nusantara tersebut di namakan Kejawen atau biasa dipanggil Kebatinan (Jawa: Kajawèn)
Sumber Gambar https://3.bp.blogspot.com/
Kejawen merupakan sebuah kepercayaan yang terutama dianut di Pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Kejawen hakikatnya adalah suatu filsafat di mana keberadaanya ada sejak orang Jawa (Jawa: Wong Jawa) Krama: (Tiyang Jawi ) itu ada.
Hal tersebut dapat dilihat dari ajarannya yang universal dan selalu melekat berdampingan dengan agama yang dianut pada zamannya.
Kitab-kitab dan naskah kuno Kejawen tidak menegaskan ajarannya sebagai sebuah agama meskipun memiliki laku. Kejawen juga tidak dapat dilepaskan dari agama yang dianut karena filsafat Kejawen dilandaskan pada ajaran agama yang dianut oleh filsuf Jawa (Penganutnya)
Sejak dulu, orang Jawa mengakui ke-Esaan Tuhan sehingga menjadi inti ajaran Kejawen, yaitu mengarahkan insan: “Sangkan Paraning Dumadhi” Dari mana datang dan kembalinya hamba tuhan, dan membentuk insan se-iya se-kata dengan tuhannya: “Manunggaling Kawula lan Gusthi” (Bersatunya Hamba dan Tuhan). Dari kemanunggalan itu, ajaran Kejawen memiliki misi sebagai berikut:
*Mamayu Hayuning Pribadhi (sebagai rahmat bagi diri pribadi)
*Mamayu Hayuning Kaluwarga (sebagai rahmat bagi keluarga)
*Mamayu Hayuning Sasama (sebagai rahmat bagi sesama manusia)
*Mamayu Hayuning Bhuwana (sebagai rahmat bagi alam semesta)
Berbeda dengan kaum abangan, kaum kejawen relatif taat dengan agamanya, dengan menjauhi larangan agamanya dan melaksanakan perintah agamanya namun tetap menjaga jati dirinya sebagai orang pribumi, karena ajaran filsafat kejawen memang mendorong untuk taat terhadap Tuhannya.
Jadi tidak mengherankan jika ada banyak aliran filsafat kejawen menurut agamanya yang dianut seperti: Islam Kejawen, Hindu Kejawen, Kristen Kejawen, Budha Kejawen, Kejawen Kapitayan (Kepercayaan) dengan tetap melaksanakan adat dan budayanya yang tidak bertentangan dengan agamanya.
Begitu mulia ajaran para luluhur kita jaman dahulu semoga tradisi para leluhur dapat ditularkan pada generasi masa kini agar bangsa ini lepas dari berbagai konflik masalah baik politik, sosial, ekonomi dan konflik terhadap agama.
Semoga secuil pesan dari Bnsh_Jatim dalam rangkah mengemban amanah dari UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan bisa membawa nilai manfaat bagi para pembaca dan generasi muda masa kini.
Rahayu
Salam budaya