Selamat Hari Puisi Indonesia 2022

Ramadhan Surat Ijo

Puisi Mulyadi J. Amalik

Ramadhan surat ijo. Pahlawan bersujud amal.
Tahun ke-25 puasa. Balaikota menimbun lapar.
Pokok tien zaitun. Negeri pandemi kejahatan.
Kekal menunggu waktu. Rakyat pergi berburu.
Surat ijo menguning. Pahlawan lumbung teladan.
Tahun perak pergolakan. Balaikota banjir kemurkaan.
Lumut rumput merangkak. Negeri tipuan pikiran.
Tegar mengakar tebing. Rakyat menempa imun.
Ramadhan surat ijo. Pahlawan garis perjuangan.
Zaman berkalung pedang. Balaikota dipancung amanah.
Puasa burung pungguk. Negeri digempar pekik.
Lebaran sudah menang. Rakyat menuai pertandingan.

Peneleh, Surabaya: 12/04/2022.

Catatan:

Surat Ijo adalah dokumen tanah berwarna hijau di Kota Surabaya yang menyerupai sertipikat tanah. Tanah Surat Ijo itu sejatinya tanah negara peninggalan kolonial Belanda (eks eigendom verponding) –sekitar 48.000 persil– yang telah dihuni oleh ribuan warga Kota Surabaya selama puluhan tahun sejak Indonesia merdeka. Namun, status tanah itu dimiliki dan disewakan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada warga sejak akhir tahun 1977 hingga sekarang melalui peraturan daerah yang cacat hukum dan administrasi. Warga dikenai dua jenis pungutan sekaligus atas tanah itu, yaitu iuran pemakain tanah (IPT) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang sangat memberatkan.

#26juliharipuisiindonesia

Mulyadi J. Amalik, lahir di Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 10 Oktober 1969. Aktif di Komunitas Pejuang Surat Ijo Surabaya (KPSIS). Bergiat di Budaya Nusantara Seni Tradisi Lokal (BN-SETALOKA) ”HIPREJS”, Jawa Timur.

By Mulyadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *